MAKALAH MASALAH PENDIDIKAAN DAN SOLUSINYA
MASALAH PENDIDIKAAN DAN SOLUSINYA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Kelompok
Mata Kuliah Pedagogik
Dosen
Pengampu: Nurjaman M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 9:
1. Lungguh Prawira(150641046)
2. Mega Fitriani
(150641021)
3. Tyas Purnawati
(150641045)
Kelas/Semester:
SD15-A.1/Semester 5
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
Jalan
Fatahillah No. 40 Watu Belah Sumber Kabupaten Cirebon
2017
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga makalah berjudul “Masalah Pendidikan dan Solusinya” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta
salam semoga senantiasa dilimpahkan selalu kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta umat yang senantiasa mengikuti dan
melaksanakan ajarannya.
Makalah ini membahas tentang Pendidikan dan Solusinya. Selama pelaksanaan penyusunan
makalah ini, kami tidak lepas
dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas bantuan
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Maka dari itu, dengan rendahan hati kami
ucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1.
Bapak
Nurjaman, M. Pd. Selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Pedagogik.
2.
Rekan-rekan kelompok
yang membantu menyelesaikan makalah ini.
“Tiada gading yang tak retak”, demikian kata pepatah. Oleh karena itu, tegur sapa yang bersifat
membangun sangat dinantikan demi perbaikan penyusunan makalah yang akan datang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca.
Cirebon, 13 Desmber 2017
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar
Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A.
.......................................................................................................... 3
B.
.......................................................................................................... 4
C.
.......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP....................................................................................... 17
A.
Kesimpulan......................................................................................... 17
B.
Saran................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber
daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan
seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan
persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Indonesia merupakan negara yang mutu
pendidikannya masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan
sesama anggota negara ASEAN pun kualitas SDM bangsa Indonesia masuk dalam
peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia
belum dapat berfungsi secara maksimal.
Hal ini disebabkan karena perhatian pemerintah
kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah
pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang
profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau.
Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk.
Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran
pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang
masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan dalam bentuk makalah yang berjudul
“Masalah Pendidikaan di Indonesia dan Solusinya”
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari pendidikan?
2.
Apa saja permasalah
pokok pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana
solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia?
C.
Tujuan dan Manfaat
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pendidikan
2. Untuk
mengetahui masalah pokok pendidikan di Indonesia
3. Untuk
mengetahui solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan
Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah
usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih
baik. Secara etimologi atau asal asul kata. Kata pendidikan dalam bahasa
Inggris disebut education yang berasal dari bahas latin yaitu
'educatum' yang tersusun atas dua kata yaitu 'E' dan "Duco".
Kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit menjadi
banyak, sementara 'Duco' berarti perkembangan atau sedang berkembang. Hal ini
secara etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau bergerak
dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri (inner abilities) dan kekuatan individu.
Kata Education sering juga dihubungkan dengan 'Educere' (Latin) yang
berarti dorongan (propulsion) dari dalam keluar. Artinya untuk memberikan
pendidikan melalui perubahan yang diusahakan melalui latihan ataupun praktik.
Oleh karena itu definisi pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap
seseorang untuk menjadi lebih baik.
Pengertian pendidikan menurut Undang Undang
SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan
spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa
Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat
imbuhan berupa awalan ‘pe’ dan akhiran ’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan
mendidik. Maka definisi pendidikan menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan
sikap seseorang atau sekelokmpok orang dalam usahanya mendewasakan manusia
lewat pelatihan dan pengajaran.
Pengertian Pendidikan
Menurut Para Ahli
1. Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya
anak-anak yang bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu
supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Plato
pendidikan adalah proses
yang dilakukan seumur hidup (life-long) yang dimulai dari seseorang lahir
hingga kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga
negara yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang
benar. Plato pun menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan ilmu
pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting, membina tingkah
laku dan sikap yang benar. Pendidikan yang sejati (true education), akan
memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk manusia yang beradab dan
memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan mereka yang berada
dalam perlindungannya.
3. Comenius
pada abad pertengahan,
bahwa pendidikan adalah proses dimana individu mengembangkan kualitasnya terhadap
agama, ilmu pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu mengklaim dirinya
sebagai manusia.
4. Martinus Jan
Langeveld
Pendidikan adalah upaya
menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat
bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa
dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
5. Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses
pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri secara etis yang
sesuai dengan hati nurani
B.
Masalah-masalah Pokok Pendidikan
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan social budaya dan masyarakat sebagai suprasistem.
Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron
dengan pembanguan nasional. Kaitan yang erat antara bidang
pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem
tersebut di mana sistem pendidikan menjadi bagiannya,
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahakn intern sistem kondisi
pendidikan itu menjadi sanggat kompleks, artinya suatu permasalahan intern
dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem
pendidikan itu sendiri.
Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu
sekolah tidak dapat di lepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi
masyarakat di sekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta
masih banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar sistem persekolahan yang
berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka
penanggulangan masalah pendidikan juga sanggat kompleks, menyangkut banyak
komponen dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di
hadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita yaitu :
a.
Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
b.
Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah
kehidupan bermasyarakat.
Dari kedua masalah pokok tersebut, maka
permasalahan pokok yang pertama yaitu mengenai masalah pemerataan pendidikan
dan masalah pokok yang ke kedua menyangkut masalah mutu, efisiensi dan
relevansi pendidikan.
C.
Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat
masalah pokok pendidikan yang dirasa perlu untuk diprioritaskan
penanggulangannya. Empat masalah pokok tersebut yaitu:
1. Masalah pemerataan pendidikan
Dalam rangka memajukan bangsa dan kebudayaan
nasional serta melaksanakan fungsi dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas
demi pembangunan, maka perlu ditekankan bahwa pendidikan di Indonesia
harus mampu menerapkan pelaksanaan pendidikan yang merata. Adapun yang dimaksud
pelaksanaan pendidikan yang merata adalah
pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh
pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar. Pemerataan pendidikan
mencakup dua aspek penting yaitu equality dan equity. Equality atau persamaan
mengandung arti persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan
equity bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama
diantara berbagai kelompok dalam masyarakat. Sehingga
dalam hal ini masalah pemerataan pendidikan dikatakan timbul apabila masih banyak
warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat mengenyam pendidikan
atau dapat dikatakan tidak dapat ditampung di dalam sistem atau lembaga
pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
Sejak awal perhatian terhadap pemerataan
pendidikan telah mulai digancarkan secara yuridis. Bagi anak-anak usia
sekolah, mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan terutama SD
merupakan hal yang sangat penting. Diharapkan mereka dapat memperoleh bekal dasar
seperti kemampuan membaca, menulis dan berhitung sehingga mampu mengikuti
perkembangan bangsa.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena
kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil. Hal ini menyebabkan terputusnya
komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Sehingga menyebabkan kontrol
pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau
daerah-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk
Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan
sebagaimana yang diharapkan.
2. Masalah Mutu
Pendidikan
Mutu diartikan sama halnya dengan memiliki
kualitas dan bobot. Pendidikan yang bermutu
yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Dalam
dunia pendidikan, mutu pendidikan menjadi sorotan karena sangat berperan besar
dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang telah tercetak melalui
pendidikan. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu
untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan.
Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan,
proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk
menjalankan pendidikan.
Mutu
pendidikan menjadi suatu permasalahan apabila hasil dari pendidikan tersebut
belum mampu mencapai taraf yang diharapkan yaitu menghasilkan keluaran berupa
tenaga profesional yang berguna bagi bangsanya. Penetapan mutu hasil
pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga
terhadap calon luaran, dengan system sertifikasi. Selanjutnya jika luaran
tersebut terjun ke lapangan kerja. Penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai
sebagai konsumen tenaga dengan system tes unjuk kerja.
Jika tujuan dari pendidikan nasional dijadikan
sebagai kriteria kelulusan suatu mutu pendidikan, maka keluaran dari suatu
system pendidikan menjadikan pribadi yang bertaqwa, mandiri dan berkarya,
anggota masyarakat yang yang social dan bertanggung jawab, warga Negara yang
cinta pada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan social. Dengan demikian
keluaran tersebut diharapkan mampu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya dan juga lingkungan
Terkadang orang-orang melakukan penilaian salah
terhadap mutu pendidikan. Banyak yang berpendapat bahwa mutu pendidikan dapa
dinilai melalui hasil akhir belajar siswa, misalkan saja nilai UN (Ujian
Nasional). Sesungguhnya mutu pendidikan yang baik hanya akan didapatkan oleh
seseorang setelah melalui proses belajar yang baik pula. Memahami dan mengikuti
dengan baik proses belajar sehingga diharapkan dapat menunjukkan hasil belajar
yang bermutu. Meskipun hasil tes akhir terlihat memuaskan dari segi nilai,
namun jika tidak mengikuti proses dengan baik maka hal hasil tidak akan
tercipta keluaran yang berumutu secara pribadi masing-masing. Sehingga proses
suatu pendidikan sangat menentukan mutu pendidikan.
Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan
diusahan penanggulangannya di Indonesia adalah masalah pemerataan mutu
pendidikan teruama antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan. Pemerataan ini
sangat penting adanya agar peningkatan mutu pendidikan dirasakan oleh semua
siswa di berbagai pelosok tanah air sehingga nantinya memberi dampak posiif
terhadap munculnya banyak keluaran yang professional di tanah air ini.
3. Masalah Efesiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan
bagaimana suatu sistem pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran
dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti
rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang
penting adalah :
a. Bagaimana tenaga
pendidikan difungsikan
b. Bagaimana prasarana
dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana pendidikan
diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam
memfungsikan tenaga
Jika penggunaannya tepat sasaran maka dapat
dikatakan efisiensinya tinggi. Namun jika terjadi yang sebaliknya maka
dikatakan pendidikan memiliki efisiensi rendah.
Jika dikaitkan dengan permasalahan nyata di
masyarakat, maka masalah efisiensi pendidikan yang pelu memperoleh sorotan
yaitu prihal pengangkatan, penempatan dan pengembangan tenaga.
Pengangkatan yang dimaksud disini adalah
pengangkatan tenaga kependidikan untuk memenuhi kebutuhan dilapangan. Namun
masalah yang terjadi dalam pengangkatan ini adalah kesenjangan antara tenaga
yang berlomba-lomba untuk mendapakan pengangkatan dengan quota pengangkatan
yang sangat terbatas. Kebutuhan lapangan tidak mampu menampung semua tenaga
kependidikan yang ada sehingga hal ini berarti keberadaan tenaga tersebut tidak
dapat segera difungsikan.
Begitu pula dengan masalah penempatan, di
Indonesia masalah penempatan guru masih saja terjadi dalam lingkungan
pendidikan. Seringkali ditemukan bahwa seorang guru mengajar suatu bidang studi
yang tidak sesuai dengan lulusannya. Hal ini juga dikarenakan oleh masalah
jatah pengangkatan yang kurang efisien sehingga ada sekolah dengan jumlah
guru bidang studi tertentu berlebihan namun kekurangan guru untuk suatu bidang
studi. Sehingga kebberadaan guru yang berlebihan akan dialokasikan oleh sekolah
untuk mengajarkan bidang studi yang gurunya kurang meskipun diluar kewenangan
guru tersebut. Misalkan saja guru IPA harus mengajarkan budi pekerti atau
agama. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kurangnya efisiensi dalam pemanfaatan
atau memfungsikan tenaga kependidikan.
Jika ditinjau dari masalah pengembangan tenaga
kependidikan maka kaitannya adalah penanganan pengembangan tenaga pelaksana di
lapangan sangat lambat. Sebagai salah satu contohnya yaitu kesiapan tenaga
kependidikan dalam menyambut kurikulum baru. Meskipun ada suatu pembekalan namun
para tenaga kependidikan seringkali beranggapan bahwa perubahan kurikulum
terlalu cepat dan tidak dibarengi oleh kesiapan dari tenaga pendidik. Kesiapan
ini kurang dikarenakan pengembangannya dilapangan juga sangat lambat yaitu
berupa penggalakan penyuluhan, latihan, lokakarya serta penyebaran buku panduan
baru yang kurang cepat dalam pelaksanaannya. Sehingga masih ada istilah
keterlambatan. Keputusan untuk memberlakukan kurikulum ini pun menjadi
perbincangan pro dan kontra sehingga memerlukan waktu lama untuk
menyepakatinya. Sehingga hal ini dianggap bahwa proses pendidikan kurang
efektif dan efisien.
Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan
prasarana sering juga terjadi dalam dunia pendidikan. Kurangnya perencanaan
dalam pengadaan sarana dan prasarana dapat menjadi satu factor penyebabnya.
Sebagai salah satu contoh yaitu adanya pengadaan sarana pembelajaran tanpa
dibarengi dengan pembekalan kemampuan dan keterampilan dari pemakai.
4. Masalah Relevasi Pendidikan
Sesuai dengan tujuan dari pendidikan ialah menyiapkan
sumber daya manusia untuk pembangunan. Oleh karena itu sistem
pendidikan harus dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Jika hal itu tidak dapat teratasi maka telah
mencakup masalah relevansi pendidikan.
Masalah relevensi adalah masalah yang timbul
karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan keperluan pembangunan
nasional. Masalah ini berkenaan dengan rasio antara
tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan
pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah
relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang
tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan
pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya
lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan
tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi
pembangunan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut.
Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan
nyata dalam pembangunan nasional kedepannya yang telah terencana, serta
memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan
lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.
Luaran pendidikan dalam hal
ini diharapkan dapat mengisi beraneka ragam sektor pembangunan
seperti produksi, sektor jasa dan lain-lain baik dari segi jumlah maupun
dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan mampu memmenuhi segala tuntutan
pembangunan nasional tersebut maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
D.
Solusi Masalah Pokok Pendidikan
1. Solusi
Masalah Pemerataan Pendidikan
Demi mewujudkan
generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi pembangunan, maka
pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan pemerataan
pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu cara
konvensional dan cara inovatif.
a.
Cara konvensional
1)
Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan
belajar.
2)
Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem
bergantian pagi dan sore)
b.
Cara inovatif
1)
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru)
atau Inpacts system (Instructionar Management by parent,
community and, teacher). sistem tersebut dirintis di solo dan
didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2)
SD kecil pada daerah terpencil.
3)
Sistem Guru Kunjung.
4)
SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School Approach),
5)
Kejar Paket A dan B.
6)
Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2. Solusi
Masalah Mutu Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap
jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada
dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas
komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut
pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan
pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah
masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
1)
Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay
untuk Slta dan PT.
2)
Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
3)
Penyempurnaaan kurikulum
4)
Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram
untuk belajar
5)
Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media
pembelajaran
6)
Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai
anggaran
7)
Kegiatan pengendalian mutu.
Dari keempat macam
masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
a.
Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua
warga Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung daalm suatu satuan
pendidikan.
b.
Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan,
pemprosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan.
c.
Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan
sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
d.
Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendiidkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian
Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai
taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Pengertian pendidikan menurut Undang
Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian
rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif
supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam
bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
Di
Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional,beberapa sistem
pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem
Pendidikan yang berorientasi pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem pendidikan
beragam, Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu, Sistem
pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
Pada
dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia
yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat menikmati
kesempatan pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan
bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah pokok pendidikan yang diprioritaskan
penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan, masalah
mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan dan masalah relevansi pendidikan.
B.
SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan
melalui makalah ini adalah semua pihak harus bekerjasama dalam upaya
penanggulangan permasalahan pokok pendidikan. Untuk meminimalisir dampak negaif
yang disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka harus ada perencanaan
yang baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan kualitas pendidik dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan. Serta penyediaan sarana dan prasarana yang
lebih efektif dan efisien.
Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita
harus menyadari dan memahami berbagai macam permasalahan pendidikan yang
terjadi dilapangan sehingga dapat merumuskannya serta mencari alternatif
pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon Pendidik yang peka terhadap
berbagai permasalahan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Liem, Jay. Pengertian Pendidikan Menurut Para Pakar Pendidikan. Diambil
dari:
Anonym. 2015. Pengertian Pendidikan: Pendapat Ahli tentang
Pendidikan. Diambil dari:
Akram, gio.2013.Permasalahan Pokok Pendidikan Dan Penanggulangannya.
Diambil dari :
Dewa, Apriantika. 2014. Makalah Pengantar Pendidikan Permasalahan
Pendidikan. Diambil dari :
Abraham. 2012. Problematika Pendidikan
Di Indonesia. Diambil dari:
Heryana Embrienk Yayan.2011. Permasalahan
Actual Pendidikan dan Penanggulangannya di Indonesia. Diambil dari:
Sudrajat,Edi. 2015. Masalah Pokok Pendidikan dan Cara
Menanggulanginya. Diambil dari:
http://edhay76.blogspot.com/2015/03/masalah-pokok-pendidikan-dan-cara.html

Komentar
Posting Komentar